Anies Diburu Ganjar Ditinggal Kata  Andi Sinulingga Anak Muda Tahu Mana yang Berkualitas, Soal Elektabilitas JK Singgung Kemenangan Donald Trump

Potongan video yang beredar/Ist/rmol

 JAKARTA (SURYA24.COM)- Momen kalangan milenial meninggalkan ruangan saat bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, menjadi pembicara, viral di media sosial.

Fenomena itu dianggap sebagai jawaban, bahwa anak muda tahu mana omongan yang berkualitas dan perlu disimpan, dan mana yang tidak berkualitas.

Dalam video berdurasi 1 menit 12 detik yang diunggah akun Twitter @bachrum_achmadi, Minggu sore (30/7), memperlihatkan dua sosok Bacapres, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, berada di satu panggung.

Saat Anies Baswedan meninggalkan ruangan acara, dilanjutkan Ganjar yang hendak berbicara, video memperlihatkan ruangan hanya terdapat sedikit orang, tiba-tiba banyak kursi kosong.

Terlihat pula, anak-anak muda yang tadinya duduk di ruangan itu mengejar Anies yang hendak meninggalkan lokasi acara.

"Begitu Anies selesai sebagai pembicara, seketika itu kursi pada kosong, padahal giliran Ganjar sebagai pembicara. Anak-anak milenial pada ngerubungi Anies, Ganjar malah ditinggal. Ada yang bisa jelaskan kenapa saudara-saudara?" kata akun Twitter @bachrum_achmadi, Minggu sore (30/7).

Postingan itu pun mendapat sorotan dari aktivis Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga. Melalui akun Twitter @AndiSinulingga, Minggu malam (30/7), dia mengomentari postingan itu.

"Anak-anak muda itu tahu mana omongan yang berkualitas dan perlu disimak, (dan) mana yang tidak," kata Andi, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/7).

Dia meyakini, Ganjar hanya akan membicarakan seputar nasionalisme, kebhinekaan, dan NKRI, yang merupakan hal-hal umum yang semua rakyat Indonesia sudah paham.

"Semakin rendah kualitas seorang politisi, semakin sering dia bicara jargon-jargon kebangsaan," pungkas Andi.

Singgung Kemenangan Donald Trump

Rendahnya elektabilitas bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, dibanding dua bakal capres lainnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, tak membuat khawatir Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla (JK).

JK lantas mencontohkan elektabilitas Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, yang juga rendah namun bisa menaklukkan rivalnya kala itu, Hillary Clinton. 

“Trump juga rendah sekali elektabilitasnya menurut para peneliti,” kata JK kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/7).

Menurut JK, elektabilitas bakal capres menjelang pemilu terus mengalami fluktuasi hingga finalnya pada hari pencoblosan tiba. Namun, kata dia, tren survei yang memotret persepsi publik secara random sampling masih belum mewakili keseluruhan pemilih.

“Artinya bahwa itu tentu ada pengaruhnya, tetapi pilihan dari 1.200 orang (responden) pada pemilih 205 juta, tidak menggambarkan itu. Ada caranya, tapi saya kira juga pasti tidak mutlak, tidak terlalu akurat. Itu trennya saja. Memang trennya seperti itu,” ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.

Di sisi lain, JK juga menyebut bahwa elektabilitas Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu berada paling bawah. Namun faktanya keluar sebagai pemenang hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta.

“Waktu di DKI, Anies juga nomor 3 kan, tapi kemudian dia terpilih," pungkasnya.***